Tanya hatimu apakah ‘sabar’ yang kau beri untuk kami adalah wujud sayangmu atau hanya ucapan tanpa makna belaka
Sejak kapan Usia memberimu kuasa untuk berlaku buruk pada kemudaan kami?
Sejak kapan bahasa kekeluargaan terwujud dalam sebuah teriakan, caci dan makian?
Dan Sejak Kapan Tuhan menghalalkan Jabatan mu di dunia untuk menjadi hakim mutlak atas rasa keadilan manusia?
Lupakah kalian pernah muda dan berjalan tertatih untuk menjadi dewasa?
Lupakah kalian bahwa kita diciptakan dari tangan yang sama?
Lupakah kalian bahwa bahasa universal yang berlaku di dunia adalah cinta dan kasih sayang?
Dan lupakah kalian bahwa adil adalah memberi pada porsi dan tanggung jawabnya?
Ya..kami memang muda, menggelora, penuh canda, menikmati dunia, berapi-api dan terkadang salah langkah
Namun bukan berarti kami pun tak pernah membawa kabar harum dunia…
Tak cukupkah kediaman dan tundukan kepala kami membuat kalian berpikir bahwa kami masih menganggap kalian ada?
Masih berharap tutur lembut kalian yang akan meredakan letupan-letupan yang biasa kami ciptakan..
Meminta bahwa tatapan lembut dan sentuhan kasih kalian lah yang akan mengalihkan kami untuk sejenak berkaca tentang nakal dan bodoh kami..
Dan menyadari seutuhnya bahwa Perilaku kalian lah yang seharusnya menjadi suluh kami..
Kami tak meminta puji dan sanjung
Kami tak berharap lebih dari kemewahan dunia yang kami yakini telah tersaji dari tanganNYA
Dan kami tak menuntut adil kami adalah sama rata
Tidak, bukan itu…
Namun kami tak ingin mewarisi dendam dan sakit hati
Ya, dendam adalah kata lain dari pembelajaran versi kalian untuk kami
karena dengan tekun kalian terus berjalan di rel yang sama
rel yang tak pernah kalian ketahui bahwa itu manifestasi sebuah dendam
rel yang kalian coba paksakan untuk terus ditelusuri oleh kami
tapi sadarkah kalian bahwa kami jemu?
Bangunlah kerajaan mu dengan anggun tanpa harus menguras peluh kami
Berilah harum pada namamu tanpa harus membakar beranda-beranda kecil hati kami
Berhentilah menginjak kepala-kepala kami ketika kau sedang menjunjung kaki raja mu
Berhentilah tersenyum kepada kami ketika sebelah tanganmu menghujam belati bermata culas ke dada kami
Dan berhentilah menaruh bara dan curiga atas jiwa-jiwa muda kami yang terus mencari jati diri
Di atas segala hitam dan putih yang kalian torehkan, kami pun masih menyimpan warna pelangi
Hingga kami bertekad takkan kehilangan senyum dan tawa kami
Takkan lelah jiwa-jiwa kami berbisik menanti bahasa cintaNYA
Dan terus bersenandung dalam hati bahwa masih ada sisa harap kami
Agar kelak suatu saat dengan bangga dapat menyebut kalian orang-orang baik dan bijaksana yang pernah ada dalam perjalanan hidup kami.
Sejak kapan Usia memberimu kuasa untuk berlaku buruk pada kemudaan kami?
Sejak kapan bahasa kekeluargaan terwujud dalam sebuah teriakan, caci dan makian?
Dan Sejak Kapan Tuhan menghalalkan Jabatan mu di dunia untuk menjadi hakim mutlak atas rasa keadilan manusia?
Lupakah kalian pernah muda dan berjalan tertatih untuk menjadi dewasa?
Lupakah kalian bahwa kita diciptakan dari tangan yang sama?
Lupakah kalian bahwa bahasa universal yang berlaku di dunia adalah cinta dan kasih sayang?
Dan lupakah kalian bahwa adil adalah memberi pada porsi dan tanggung jawabnya?
Ya..kami memang muda, menggelora, penuh canda, menikmati dunia, berapi-api dan terkadang salah langkah
Namun bukan berarti kami pun tak pernah membawa kabar harum dunia…
Tak cukupkah kediaman dan tundukan kepala kami membuat kalian berpikir bahwa kami masih menganggap kalian ada?
Masih berharap tutur lembut kalian yang akan meredakan letupan-letupan yang biasa kami ciptakan..
Meminta bahwa tatapan lembut dan sentuhan kasih kalian lah yang akan mengalihkan kami untuk sejenak berkaca tentang nakal dan bodoh kami..
Dan menyadari seutuhnya bahwa Perilaku kalian lah yang seharusnya menjadi suluh kami..
Kami tak meminta puji dan sanjung
Kami tak berharap lebih dari kemewahan dunia yang kami yakini telah tersaji dari tanganNYA
Dan kami tak menuntut adil kami adalah sama rata
Tidak, bukan itu…
Namun kami tak ingin mewarisi dendam dan sakit hati
Ya, dendam adalah kata lain dari pembelajaran versi kalian untuk kami
karena dengan tekun kalian terus berjalan di rel yang sama
rel yang tak pernah kalian ketahui bahwa itu manifestasi sebuah dendam
rel yang kalian coba paksakan untuk terus ditelusuri oleh kami
tapi sadarkah kalian bahwa kami jemu?
Bangunlah kerajaan mu dengan anggun tanpa harus menguras peluh kami
Berilah harum pada namamu tanpa harus membakar beranda-beranda kecil hati kami
Berhentilah menginjak kepala-kepala kami ketika kau sedang menjunjung kaki raja mu
Berhentilah tersenyum kepada kami ketika sebelah tanganmu menghujam belati bermata culas ke dada kami
Dan berhentilah menaruh bara dan curiga atas jiwa-jiwa muda kami yang terus mencari jati diri
Di atas segala hitam dan putih yang kalian torehkan, kami pun masih menyimpan warna pelangi
Hingga kami bertekad takkan kehilangan senyum dan tawa kami
Takkan lelah jiwa-jiwa kami berbisik menanti bahasa cintaNYA
Dan terus bersenandung dalam hati bahwa masih ada sisa harap kami
Agar kelak suatu saat dengan bangga dapat menyebut kalian orang-orang baik dan bijaksana yang pernah ada dalam perjalanan hidup kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar